Kisah Sukses Zong Qinghou, Pencipta Feichang Yang Ditakuti Coca-Cola
Nama Lengkap |
Zong Qinghou |
Tempat, Tanggal Lahir |
Zhejiang,
Hangzhou, China, 12 Oktober 1945 |
Total Harta Kekayaan |
Mencapai 8,5 Miliar USD atau setara Rp 119
Triliun |
Jenjang Pendidikan |
Tidak
Tamat SMA |
Karir Perusahaan |
Pemimpin dan Pendiri Grup Hangzhou Wahaha dan Wahaha Joint
Venture Company |
Menurut Majalah Forbes, Zong Qinghou merupakan
salah satu orang terkaya di China yang pernah menduduki peringkat ke 103 orang terkaya
di dunia pada Tahun 2010. Tidak tanggung-tanggung, total kekayaannya telah
mencapai angka 7 Miliar USD waktu itu.
Zong Qinghou dilahirkan pada tanggal 12
Oktober 1945, di Kota Zhejiang, Hangzhou, Tiongkok. Zong bukanlah berasal dari
keluarga orang kaya. Selepas kelulusan SMP, ia tidak bisa menamatkan SMA sampai
selesai. Hingga akhirnya, ia mulai berjualan susu yang diproduksinya sendiri
dengan membuka kios kecil dekat sebuah sekolah di Distrik Shangcheng, Hangzhou.
Kini, ia berhasil mendirikan perusahaan besarnya
dengan diberi nama Wahaha Group. Jika dibuka dalam Kamus Tiongkok, kata
tersebut tidak ada sama sekali namun jika diterjemahkan, Wahaha itu suara anak yang
sedang tertawa terbahak-bahak.
Baca Juga :
- Kisah Sukses Mochtar Riady, Manusia Ajaib di Bidang Marketing Bank
- Kisah Sukses Umar bin Khattab dan Abdurrahman bin Auf, Saudagar Nabi Terkaya Raya
- Kisah Sukses William Suryadjaya, Bapak Pengusaha Indonesia
Menggapai Impian Besar
Saat dia berdagang, produk susunya mulai digemari
oleh banyak anak-anak. Namun, dia merasa perkembangan usahanya tidak melejit
naik dan kemudian, dia berpikir untuk mendistribusikannya ke toko-toko yang
lain.
Menurutnya, dia menjualkan susunya di satu
tempat pasti keuntungan yang didapat sedikit, tetapi jika dia menyalurkan ke
banyak toko untuk menjualkan semua produknya pasti akan banyak keuntungan yang
diraupnya.
Awalnya, dia menitipkan susunya sendirian,
karena banyak orang yang berminat. Perlahan-lahan, Zhong berusaha mengajak teman-temannya
untuk menjadi sales susunya. Namun, perkembangan produk susunya tidak selalu
membaik, ia pun berpikir bagaimana caranya untuk memperluas penjualan produknya.
Tidak puas hanya berjualan susu saja, Zhong
mulai menciptakan minuman rasa buah, kemudian berkembang memproduksi air
mineral, minuman cola, makanan ringan, dan pakaian anak-anak. Zong dikenal
berhasil menciptakan produk minuman Cola yang sangat mirip dengan merk Coca-Cola
itu sendiri.
Dapat dilihat dari tulisan brandnya yang
sama-sama merah, dan dinamai produknya itu, Feichang yang artinya istimewa. Jika
istilah ini diartikan dalam bahasa gaul anak muda China, Feichang bisa berarti
Cola Banget.
Strategi pemasaran yang dilakukan Feichang berbeda
dengan yang lainnya, ia menyasar terlebih dahulu ke kota-kota kecil yang
menjorok ke kota besar hingga lama-kelamaan menggerogoti pangsa konsumen Coca-Cola
dan Pepsi. Tentunya juga, produk Feichang itu sendiri mulai diminati dan
digemari oleh banyak orang serta menjadikan ditakuti oleh kompetitor.
Beberapa tahun kemudian, Zong membuat
langkah mengejutkan dengan mengekspor produk Feichang ke New York, Amerika
Serikat. Saat ditanyai para wartawan, apakah ia bermaksud ingin mengalahkan
kesuksesan Coca-Cola. Lantas, Zhong menjawab dengan senyum sumringah, ia merasa
tidak akan bisa mengalahkan Coca-Cola.
Pada Tahun 1996, Zhong menjalin kerja sama
dengan Danone Group, Perusahaan Raksasa asal Perancis, sayangnya hal itu tidak
berlangsung lama. Pada Tahun 2007, hubungan kerja sama kedua perusahaan itu
terputus karena adanya ganjalan besar yang terjadi di antara kedua belah pihak.
Singkat cerita, Zhong cenderung sangat
paranoid dan takut direbut pasarnya oleh para kompetitor. Oleh karena itu, ia
merasa perlu untuk mendapatkan suntikan modal dan bekerja sama untuk Perusahaan
Danone. Pihak Danone menyanggupi hal itu dan segera menggelontorkan dana
investasi kepada Wahaha Group.
Zhong memanfaatkan dana itu untuk diputar
kembali, sehingga menjadikan perusahaan miliknya semakin menggila dan menguasai
pasar. Selepas 11 tahun kerja sama, tiba-tiba terganjal sebuah tuduhan dari
Pihak Danone yang menuduh Zhong menggunakan jalur distribusi Wahaha untuk
mendirikan bisnis keluarga yang sedang digunakan oleh anaknya.
Sedangkan, Pihak Zhong menyerang balik
dengan mengatakan, Pihak Danone bernafsu ingin menguasai Wahaha dengan harga
murah. Lewat gugatan di Pengadilan California, Zhong terus menyerangnya dengan
membuat pesan status berantai di situs internet.
Alhasil,
Media China berpihak kepada Zhong yang terkenal luwes dan supel kepada siapa
saja, sedangkan Media Amerika menuduh Zhong sebagai pebisnis yang nakal. Akhirnya
sampai sekarang ini, Wahaha Group tetap berdiri sebagai perusahaan minuman
ringan terbesar di China daratan.
Terus Belajar dan Bekerja Keras
Jika ditanya mengenai resep kesuksesannya,
Zhong mengatakan bahwa inovasi mutlak diperlukan bagi mereka yang ingin sukses.
Sebab tidak ada yang tetap di dunia ini, kecuali perubahan itu sendiri. Ia berpesan
supaya jangan takut dengan kompetisi, namun yang diperlukan saat ini adalah
inovasi dan kreativitas.
Meski bukan lulusan sarjana, Zhong
tergolong orang yang suka membaca. Ia seakan-akan menikmati semua bacaannya
dari jurnal bisnis, buku, novel, dan karya tulis klasik.
Zhong memang sosok penikmat kerja, ia selalu
bekerja selama lebih 16 jam kerja sehari. Ia tidak mau ketinggalan dengan para pesaing
dan suka merasa tidak betah tinggal di kantor, ia terus berkeliling dari satu
agen ke agen yang lain sambil melihat perkembangan pasar dan memantau laporan
dari anak buahnya.
Selain itu, dia entah kapan saja selalu mendapatkan banyak ide, sehingga mendorongnya tidak pernah kenal lelah untuk berekspansi. Ia nampaknya sangat menyukai apa yang dilakukannya. Sadar dirinya sudah menginjak usia lebih dari 60 tahun, Zhong seakan dirinya tidak pernah kehabisan energi. Di sela padatnya jadwal, Zhong suka menyempatkan diri untuk menjadi pembicara motivasi bisnis yang laris kepada para penontonnya.
Baca Juga :
- Kisah Sukses Mochtar Riady, Manusia Ajaib di Bidang Marketing Bank
- Kisah Sukses Umar bin Khattab dan Abdurrahman bin Auf, Saudagar Nabi Terkaya Raya
Terus Menanamkan Kebaikan
Seiring bertambah kekayaannya, Zhong semakin
sering mendermakan hartanya. Ia suka mendirikan prasarana sosial dan layanan kesehatan
yang ditujukan bagi orang-orang miskin begitu juga membuka lapangan pekerjaan
seluas-luasnya. Menurutnya, membuka lapangan pekerjaan itu lebih baik daripada
memberikan uang recehan kepada para pengemis.
Semoga artikel di atas bisa membantu kamu
terkait informasi yang sedang kamu cari, dan dapat menambah wawasan pengetahuan
yang memenuhi asupanmu. Jika ada pertanyaan, silahkan ditulis pada kolom
komentar di bawah ini.