Kisah Sukses Elang Gumilang, Penjual Donat Yang Menjadi Juragan Properti
Nama Lengkap |
Elang Gumilang |
Tempat, Tanggal Lahir |
Bogor,
6 April 1985 |
Total Harta Kekayaan |
Diperkirakan kisaran Rp 55-60 Triliun |
Jenjang Pendidikan |
Jurusan
Manajemen, Institut Pertanian Bogor |
Karir Perusahaan |
· Developer Griya Salak Endah 1 dan 2 · Developer Bumi Warnasari Endah dan
Griya Ciampea Endah · Pemilik Pertambangan Pasir Kuarsa · CEO of Elang Group |
Elang Gumilang adalah salah satu pengusaha
muda yang sukses, perjalanannya berawal dari seorang penjual donat, yang kini
telah merambah ke Bisnis Properti dengan omzet setiap tahun hampir kisaran Rp 1
Triliun.
Elang Gumilang lahir pada tanggal 6 April
1985 di Bogor. Sejak kecil, dia terbiasa mandiri dengan niat membiayai
kuliahnya sendiri padahal keadan ekonomi keluarganya tergolong
berkecukupan/mampu. Ia menargetkan dirinya agar bisa mengumpulkan uang sekitar
Rp 10 Juta.
Sejak kelas 3 SMA, ia berusaha mencari peluang usaha dengan idenya yang sederhana, yaitu berjualan donat keliling. Dalam sehari, ia berhasil mengantongi uang kurang lebih Rp 50.000 namun setelah beberapa hari kemudian, pekerjaannya ketahuan oleh kedua orang tuanya dan memintanya untuk berhenti dengan alasan persiapan untuk menghadapi Ujian Akhir Semester.
Baca Juga :
- Kisah Sukses Soichiro Honda, Berawal Pecinta Deru Mesin Mobil Sampai Jadi Pendiri Motor Honda
- Kisah Sukses Thomas Alva Edison, Penemu Lampu Pijar Merangkap Jadi Konglomerat
- Kisah Sukses Warren Buffet, Mahaguru Para Investor Terbesar di Dunia
Saat dirinya masih bersekolah, ia berusaha
mencari strategi baru agar impian uang Rp 10 Juta itu tercapai, yaitu mengikuti
Perlombaan Java Economic se-Jawa dan akhirnya dia berhasil memenangkan juara
lomba itu, dan dia juga ikut andil dalam Kompetisi Ekonomi yang diadakan oleh
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia dan dia juga berhasil memenangkan lomba
tersebut dengan sabetan gelar juara ketiga.
Setelah lulus SMA, Elang Gumilang berhasil
diterima di Fakultas Ekonomi IPB tanpa jalur tes. Setelah uang hasil
perlombaannya tersisa Rp 1 Juta, ia berusaha mencari peluang lain yaitu
berjualan sepatu di Asrama Mahasiswa IPB. Selang sebulan kemudian, Elang sudah
mendapatkan uang sebanyak Rp 3 Juta dari hasil penjualan.
Namun beberapa bulan kemudian, bisnis
penjualan sepatu sudah relevan tidak bagus lagi dikarenakan pemasok barang
(supplier) yang digunakannya telah menurunkan kualitas sepatunya. Kemudian, dia
memutuskan untuk beralih ke usaha yang lain.
Pada suatu hari, ia melihat lampu-lampu
kampus yang redup dan tiba-tiba tercetuslah sebuah ide peluang baginya. Ia segera
berangkat dan melobi Kantor Pusat Philips agar bisa menyetok lampus kampusnya.
Setelah mendapat restu, ia berhasil
mendapat keuntungan sebesar Rp 15 Juta dari setiap penjualan. Namun, perputaran
bisnis lampu tampaknya kurang cepat dan bersifat musiman. Hingga akhirnya, dia
beralih lagi ke bisnis suplai minyak goreng ke warung-warung.
Sayangnya, bisnis ini dihentikan karena
sangat menyedot tenaga yang sangat besar dan mengakibatkan aktivitas kuliahnya
terganggu. Kemudian, dia melirik ke Bisnis Les Bahasa Inggris. Ia segera menghubungi
kontak teman-temannya yang jago bahasa inggris untuk diminta mengajar melalui
lesnya yang didirikan.
Alhasil, Bisnis Les Bahasa Inggris yang ia
dirikan berjalan dengan baik tanpa perlu adanya keterlibatan dirinya. Untuk mengisi
waktu luang sebelum masa-masa akhir kuliahnya, ia memutuskan untuk menjadi
Marketer Perumahan.
Konon, ia memutuskan hal itu karena
mendapat ilham sebuah mimpi setelah menunaikan Sholat Istikharah. Ia bermimpi,
bahwa dirinya berada di Manhattan City dan berdecak kagum melihat keindahan
bangunan rumah di sana.
Ia bergumam, “Siapa yang membangun
bangunan-bangunan indah itu ?” dan orang-orang yang berada dalam mimpinya itu
menjawab, “Itu kamu.” Inilah hasil yang didapatkan dari Sholat Istikharah-nya.
Sebagai pemain pemula, dia sadar bahwa dia
menghadapi kendala permodalan. Sejak itu, ia harus pontang-panting mencari
sumber pinjaman dari Bank namun jawaban yang ia dapat selalu tidak mengenakkan.
Semasa itu, ia sedang mengalami masa-masa
sulit sampai-sampai nekat menggunakan KTA (Kredit Tanpa Agunan) sehingga
beresiko harus membayar bunga yang besar, walhasil ia mulai terjerat hutang
dengan tuntutan cicilan yang memberatkan.
Sejak itu, ia jera dan menghentikan penggunanaan Hutang KTA (Kredit Tanpa Agunan). Selanjutnya, ia berusaha mencari partner
bisnis dengan mengumpulkan teman-temannya. Setelah terkumpul usaha modalnya, ia
membuat sebuah rumah dan berhasil menjualnya dengan cepat. Kemudian, uang itu
diputarkan kembali untuk mendirikan rumah-rumah selanjutnya. Tidak tanggung-tanggung,
dia mempromosikan perumahannya melalui iklan koran daerah.
Harga rumah pada waktu itu tergolong murah
dan terjangkau, kisaran harga Rp 25-37 Juta dengan ukuran 22 M2, dan
luas tanah 60 meter persegi, makanya tidak heran rumah-rumah yang diperjualbelikan
itu laku dalam waktu singkat.
Kala itu, karyawan Elang Gumilang hanya ada
7 orang dari yang memegang Divisi Administrasi hingga Pemasaran, namun omzetnya
menembus lebih dari Rp 20 Miliar setiap tahunnya dan terus naik hingga
sekarang. Pihak-pihak Bank yang mulanya pernah mengacuhkan, kini ia berbalik
arah dan menawarkan kredit hutang ke Elang.
Tanpa berselang lama, ia mulai mengepakkan
sayapnya dalam Bisnis Properti. Ia juga tidak melupakan bagian haknya untuk golongan
fakir dan miskin, sehingga ia selalu menyisihkan uang sebesar 10 % setiap
keuntungan kepada orang-orang yang sangat membutuhkan. Selain itu, ia juga
rutin mengadakan sedekah mingguan, bulanan dan tahunan.
Bagi Elang, setiap beramal yang dikedepankan
dan paling penting yaitu istiqomah / kontinuitas dalam bersedakah, bukan pada
kuantitasnya karena hal itu menyangkut pada sikap mental seseorang. Ada pelajaran
menarik yang bisa diambil dari Bisnis Elang, yang kini ia tidak punya hutang
sama sekali karena model bisnis yang didirikannya telah diubah dengan cara
berkongsi.
Dulu, ia pernah ditagih wajib melunasi
hutang sebesar Rp 500 Juta dalam kurun sebulan, karena kesalahan itulah ia
berusaha mencari jalan tengah dan memutuskan untuk alih berkongsi dan tidak
akan mengambil hutang bank sekian kalinya. Hingga sekarang, ia masih punya
banyak harapan yang ingin diwujudkannya, salah satunya yaitu ingin mempunyai
100 ribu karyawan.
Semoga artikel di atas bisa membantu kamu
terkait informasi yang sedang kamu cari, dan dapat menambah wawasan pengetahuan
yang memenuhi asupanmu. Jika ada pertanyaan, silahkan ditulis pada kolom
komentar di bawah ini.