Hari Kiamat Part 3 – Tiupan Kematian, dan Kehancuran Semua Makhluk
Dan ketika sangkakala itu ditiup, maka
bergetarlah seluruh penghuni langit dan
bumi, kecuali sesuatu yang telah dikehendaki Allah SWT.
Maka, berjalan dan bergeraklah langit, bergoncanglah
bumi bagaikan perahu di atas air, semua wanita yang mengandung tiba-tiba langsung
melahirkan, semua ibu yang menyusui lupa terhadap susuannya, anak-anak mudah
menjadi beruban, syetan-syetan menjadí kebingungan dan bintang-bintang itu langsung
menghujam mereka, matahari terbelah dan langit-langit pecah di atas mereka,
sedangkan manusia pada waktu itu dalam keadaan lupa.
Demikianlah, Firman Allah SWT. dalam Surat
Al-Hajj ayat 1 yang artinya :
“Sesungguhnya goncangan pada hari kiamat adalah kejadian yang besar (dahsyat).”
Peristiwa itu terjadi selama 40 hari.
Dan, diriwayatkan dari lbnu Abbas RA. bahwa
beliau berkata : "Rasulullah SAW. telah membaca Firman Allah SWT. yang artinya
:
“Wahai manusia ! Bertaqwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya goncangan pada hari kiamat îtu adalah peristiwa yang besar (dahsyat).”
Rasulullah SAW. bersabda, "Apakah
kalian mengetahui, hari apa itu ?" mereka menjawab : "Hanya Allah dan
Rasul-Nya yang Mengetahui.” Maka, Rasululah SAW. bersabda: "Itulah hari
yang difirmankan oleh Allah SWT. kepada Nabi Adam Alahis Salam : Bangun dan
pilihlah diantara mereka anak-cucumu yang masuk neraka." Maka, Nabi Adam AS.
bertanya : Berapa orang dari seribu ? Allah SWT. menjawab : "Setiap 1000
anak-cucumu 999 orang yang akan masuk ke dalam neraka dan hanya 1 orang yang
masuk ke surga.”
Maka, dia merasa beratlah peristiwa pada
hari itu. Ada suatu kaum yang menangis dan bersedih setelah mendengar
pernyataan itu. Maka, Rasulullah SAW. bersabda : “Sesungguhnya, aku mengharap
agar dari kalian seperempat yang menjadi ahli surga."
Kemudian, Rasulullah meneruskan sabdanya tersebut, “Sesungguhnya aku mengharapkan dari kalian agar ada separoh yang menjadi ahli surga.” Maka, para sahabat merasa bergembira.
Kemudian, Rasulullah meneruskan sabdanya tersebut, “Sesungguhnya aku mengharapkan dari kalian agar ada separoh yang menjadi ahli surga.” Maka, para sahabat merasa bergembira.
Kemudian, Rasulullah SAW. bersabda :
"Sesungguhnya aku mengharap agar dari kalian sepertiga yang menjadi ahli surga. Maka, bergembiralah kalian semua, karena kalian adalah umat yang satu seperti rambut di lambung unta, sesungguhnya kalian adalah bagian yang satu dari seribu bagian.”
Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA. bahwa
Rasulullah SAW. pernah bersabda :
“Sesungguhnya Allah SWT. itu mempunyai 100 rahmat, dan sekian dari 100 rahmat tersebut hanya satu yang diturunkan kepada manusia dan jin, hewan-hewan ternak dan hewan-hewan melata yang ada di bumi. Maka dengan rahmat satu itulah, mereka saling mengasihi dan menyayangi, sedangkan Allah SWT. menyimpan 99 rahmat yang hendak digunakan untuk mengasihi dan menyayangi hamba-hambanya pada hari kiamat.”
Kemudian Allah SWT. memerintahkan kepada
Malaikat Israfil AS. agar meniup sangkakala yang mematikan.
Maka, ditiuplah sangkakala itu seraya
berkata : "Wahai ruh-rúh yang telanjang, keluarlah kalian atas Perintah
Allah SWT.”
Lalu, binasalah ruh itu, akhirnya matilah
seluruh penghuni langit dan bumi kecuali makhluk-makhluk yang dikehendaki oleh
Allah SWT. Mereka itu adalah para syuhada karena mereka itu pada hakekatnya
hidup di sisi Allah SWT.
Sebagaimana Firman Allah SWT. dalam Surah
Al-Baqarah, Ayat 154 yang artinya :
“Dan, janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang gugur di jalan Allah adalah mati. Akan tetapi, mereka itu hidup di sisi Allah, kalian semua saja yang tidak menyadarinya."
Telah diriwayatkan dari Nabi SAW. pernah
mengatakan, sesungguhnya Allah SWT. memuliakan para syuhada' dengan 5 Kemuliaan,
yang dimana 5 Kemuliaan itu tidak akan diberikan kepada seorang pun dan juga
termasuk aku.
- Yang pertama yaitu, ruhnya Para Nabi dicabut oleh Malaikat Maut begitu juga dengan aku (Nabi Muhammad SAW.), sedangkan ruhnya para syuhada’ langsung dicabut oleh Allah SWT.
- Yang kedua (yaitu), sesungguhnya Para Nabi itu dimandikan sesudah wafatnya begitu juga aku, sedangkan para syuhada’ tak dimandikan.
- Yang ketiga, sesungguhnya Para Nabi itu dikafani demikian juga dengan aku, Sedangkan para syuhada' tidak dikafani.
- Yang keempat sesungguhnya Para Nabi itu dikatakan telah mati demikian juga aku, dan dikatakan bahwa Nabi Muhammad telah mati sedangkan para syuhada’ itu hidup.
- Yang kelima yaitu sesungguhnya Para Nabi itu akan memberikan syafaat pada hari kiamat demikian juga aku, sedangkan para syuhada’ memberikan syafa'at pada setiap hari sampai datangnya Hari Kiamat.
Dan dikatakan di dalam maknanya lafadh
ILLAA MAN SYAA ALLAAH, yang artinya “kecuali
siapa saja yang Allah Kehendaki,”
yaitu yang tersisa ada hanyalah 12 jiwa,
mereka itu adalah Jibril, Israfil, Mikail, lzrail dan 8 Malaikat yang menyangga
Arsy. Maka, tinggallah dunia dengan tanpa manusia, jin, syetan dan tidak pula
binatang-binatang liar.
Pencabutan Nyawa Iblis Laknatullah
Kemudian Allah SWT berfirman :
“Wahai Malaikat Maut, sesungguhnya Aku menciptakan kamu menurut jumlahnya para makhluk yang pertama sampai para makhluk yang terakhir, sebagai pembantu, dan Aku menciptakan kamu dengan memiliki kekuatannya penduduk langit dan bumi, sesungguhnya Aku memakaikan kamu pada hari ini dengan Pakaian Kemurkaan, maka turunlah dengan membawa kemurkaan-Ku kepada Iblis Laknatullah. Maka, rasakanlah kematian itu kepadanya dan bebankan kesakitan maut hamba hamba-Ku yang dulu hingga sekarang dari golongan manusia dan jin dengan sakit yang berlipat ganda dan bawalah bersamamu 70.000 Malaikat Zabaniah yang masing-mašing membawa rantai dan rantainya neraka Ladho.”
Maka, berkatalah Malaikat Maut kepąda
Malaikat Malik agar membukakan pintu-pintu neraka, kemudian turunlah Malaikat
Maut dengan keadaan wajah, yang andaikan penduduk langit dan bumi apabila bisa melihatnya,
niscaya matilah mereka semua. Kemudian, datanglah Malaikat lzrail (Maut) kepada iblis.
Lalu, dipeganglah iblis itu keras-keras,
dan tiba-tiba iblis itu tergeletak pingsan dengan rintihan yang menyayat, dan
andaikan suara itu didengar oleh penduduk langit dan bumi, maka pingsanlah
mereka semua karenanya.
Kemudian, Malaikat lzrail berkata :
"Wahai iblis-iblis yang jahat, sungguh kurasakan maut ini kepadamu pada hari ini. Berapa (orang-orang yang tersesat) dari umurmu ini yang kamu dapatkan ? Berapa abad yang telah berhasil kamu sesatkan ?”
Berkatalah perawi hadits ini, kemudian
berlarilah iblis itu ke arah timur, maka tiba-tiba Malaikat Maut sudah ada di
dekatnya, dan larilah iblis itu ke arah barat, maka tiba-tiba Malaikat sudah
ada di dekatnya.
Terus-menerus, Malaikat Maut itu selalu
datang, dimana iblis itu berlari. Kemudian, iblis berlari di tengah-tengah
dunia di dekatnya kuburan Nabi Adam AS. seraya berkata : wahai anak Adam,
karena kamu aku telah terkutük, terlaknat dan ditolak."
Kemudian, dia berkata lagi, "Wahai
Malaikat Izrail (Maut), dengan gelas apa kamu hendak memberi minum aku, dengan
siksa apa kamu hendak mencabut namaku ? Maka, Malaikat Maut menjawab :
"Dengan gelas Neraka Ladho dan Neraka Sya'ir.”
Kemudian, iblis tergeletak di tanah
berulang-ulang hingga dia berada pada tempat pertama kali diturunkan dan
dilaknatinya pertama kali, dan Malaikat Zabaniah telah menusukkannya pada iblis
itu dengan beberapa tombak, dipegangnya dan ditusukinya dia hingga sampai pada sakaratul
maut atas kehendak Allah SWT.
Semua Makhluk Dibinasakan
Malaikat lzrail (Maut) diperintahkan untuk menghancurkan
(mencabut nyawa) lautan, sebagaimana Firman Allah SWT. dalam Surat Al-Qashash Ayat
88 yang berbunyi sebagai berikut :
KULLU SYA-IN HAALIKUN ILLAA WAJHAH
Artinya : Segala sesuatu akan hancur,
kecuali Dzat Allah SWT.
Maka, datanglah Malaikat Izrail ke lautan,
seraya berkata : "Benar-benar telah tibalah masamu yang terakhir.” Maka,
berkatalah lautan : “Izinkanlah aku untuk meratapi diriku sendiri, di mana
gelombang- gelombangku, di mana keajaibanku ? Padahal perintah Allah SWT. telah
datang."
Maka kepada lautan, Malaikat lzrail
menjerit dengan jeritan yang kuat hingga seakan-akan air laut tersebut tidak
ada.
Kemudian, Malaikat lzrail mendatangi gunung,
seraya berkata : "Benar-benar telah tiba waktumu yang terakhir. Maka,
gunung itu berkata : “Izinkanlah aku untuk meratapi diriku sendiri, di mana
tempat naikku dan di mana kekuatanku ? Padahal Perintah Allah SWT. telah
datang.”
Maka, menjeritlah Malaikat Izrail kepada
gunung itu, kemudian hancurlah gunung itu.
Kemudian, Malaikat lzrail mendatangi bumi,
seraya berkata : “Benar-benar telah tiba waktu saatmu yang terakhir.” Maka,
bumi berkata : "Izinkanlah aku untuk meratapi diriku sendiri, di mana
kerajaanku, di mana pepohonanku, di mana sungai-sungaiku dan dimana tumbuhan-tumbuhanku
?”
Maka, menjeritlah Malaikat Izrail kepada
bumi dengan jeritan yang keras, kemudian rontoklah semua dinding-dinding bumi, dan
menjadikan mata air menjadi sangat dalam.
Kemudian, naiklah Malaikat lzrail ke langit
dengan menjerit, maka terbelahlah matahari dan bulan serta bintang-bintang
berjatuhan. Kemudian Allah SWT. berfirman : "Wahai Malaikat Izrail,
siapakah yang tersisa dari hamba-hamba-Ku ?”
Malaikat Izrail menjawab, “Wahai Tuhanku, Engkau-lah
Dzat yang Hidup dan Tidak akan Mati, masih tersisa di antara para hamba-Mu ini
yaitu Jibril, Mikail, Israfil dan Malaikat Penyangga Arsy. Sedangkan, aku ini
adalah hamba-Mu yang lemah.” Maka, Allah memerintahkan Malaikat Maut untuk
mencabut nyawa mereka semua tanpa ada yang tersisa sedikit pun.
Selepas itu, Allah SWT. bertanya lagi
dengan pertanyaan yang sama. Malaikat Maut menjawab saking merasa ketakutannya
seraya berkata, “Tinggallah sendiri hamba-Mu yang lemah ini.”
Dia berfirman : “Wahai Malaikat Izrail, tidakkah kau mendengar firman-Ku (Setiap jiwa yang bernafas pasti akan merasakan mati) dan kamu adalah salah satu dari makhluk-Ku itu, maka matilah kamu." Maka, matilah Malaikat Izrail (Maut) tersebut.
Dia berfirman : “Wahai Malaikat Izrail, tidakkah kau mendengar firman-Ku (Setiap jiwa yang bernafas pasti akan merasakan mati) dan kamu adalah salah satu dari makhluk-Ku itu, maka matilah kamu." Maka, matilah Malaikat Izrail (Maut) tersebut.
Dan, di dalam riwayat hadits yang lain pernah
diterangkan, bahwa Dia memerintahkan kepada Malaikat lzrail untuk mencabut ruhnya
sendiri, maka datanglah Malaikat lzrail ke súatu tempat antara surga dan neraka
sambil memusatkan perhatiannya ke langit, maka dicabutlah ruhnya sendiri sambil
menjerit dengan jeritan yang keras. Andaikata jeritan itu didengar oleh semua
makhluk yang hidup, sungguh kematian mereka disebabkan karenanya.
Kemudian, Malaikat lzrail berkata : “Seandainya,
aku mengetahui bahwa lepasnya ruh itu adalah sangat sakit sekali, pasti aku
akan mencabut ruhnya orang-orang mukmin dengan lebih lembut.”
Maka, matilah Malaikat Izrail dan tiada
satu makhluk pun yang tersisa.
Di dalam hadits yang lain diriwayatkan,
Allah SWT. berfirman : “Pergilah Wahai Malaikat lzrail, kemudian matilah kau di
antara surga dan neraka.”
Maka, matilah Malaikat Maut di tempat itu, dan
tiada satu pun yang tersisa kecuali Allah SWT., maka tetaplah dunia ini dalam
keadaan hancur hingga suatu masa yang dikehendaki oleh-Nya.
Agenda Sebelum Semua Makhluk Dikumpulkan
Dalam suatu hadits telah diterangkan, bahwa
apabila Allah SWT. telah menghendaki untuk mengumpulkan para makhluk, maka Dia menghidupkan
Malakat Jibril, MIkail, Israfil dan juga Malaikat Izrail AS.
Mula-mula makhluk yang dihidupkan oleh
Allah untuk pertama kali adalah Malaikat Israfil, kemudian Malaikat lsrafil
mengambil sangkakala dari Arsy.
Kemudian, Allah SWT. menghidupkan Malaikat
Ridwan, seraya berfirman: “Wahai Malaikat Ridwan, hiasilah surga-surga itu dan
siapkanlah pakaian untuk Muhammad SAW. beserta umatnya." Kemudian,
datanglah Para Malaikat dengan membawa buraq serta mahkota dan bendera pujian
juga 2 macam pakaian dari pakaian surga.
Binatang yang pertama kali dihidupkan oleh
Allah SWT. adalah Buraq. Setelah itu, Allah berfirman : "Kenakan pakaian
padanya." Maka, Para Malaikat mengenakan pakaian pada buraq itu berupa
pakaian pelana yang bertahta permata dari yaqut mèrah, dan kendalinya berasal
dari Zabarjut yang hijau, kedua pakaian itu yang satu berwarna hijau, dan yang satunya
lagi berwarna kuning.
Lalu, Allah SWT. berfirman : “Berangkatlah
kalian ke kubur Nabi Muhammad SAW.” Maka, berangkatlah mereka, sedangkan dunia
masih dalam keadaan kosong dan merata. Sayangnya, mereka tidak mengetahui
dimana letak kuburnya Muhammad SAW.
Maka, nampaklah Cahaya Muhammad seperti
tiang yang muncul dari kubur dan menembus sampai ke tengah langit, kemudian
Malaikat Jibril berkata : "Wahai Israfil, panggillah dia, karena engkau
yang dipasrahi untuk mengumpulkan semua makhluk oleh Allah SWT."
Lalu, Israfil menjawab : “Wahai Jibril, engkau
sajalah yang memanggil, karena sesungguhnya engkaulah kekasihnya di dunia.” Jibril
menjawab : "Saya malu kepadanya.”
Kemudian, Israfil berkata kepada Malaikat
Mikail : "Kamu sajalah yang memanggil, Wahai Mikail.” Maka, Malaikat
Mikail berkata pada Kubur Muhammad SAW. seraya berkata : “Assalamualaikum Ya Muhammad.”
Namun, beliau tidak menjawab dan tidak
nampak memberikan respon apa-apa. Kemudian, mereka bertiga berkata kepada
Malaikat lzrail : “Kamu sajalah yang memanggil, Wahai Malaikat Izrail." Maka,
Malaikat lzrail berkata : "Wahai ruh yang suci, kembalilah engkau kepada
badan yang suci." Maka, tidak pula beliau menjawab.
Akhirnya, giliran Malaikat Israfil untuk memanggilnya
seraya berkata : “Wahai ruh yang suci, bangunlah untuk memutuskan hukum, hisab dan
untuk menemui Dzat Yang Maha Penyayang." Maka terbelahlah kubur tersebut,
sedangkan beliau nampak dalam keadaan duduk di kuburnya yang sedang
membersihkan debu di kepala dan jenggotnya.
Kemudian, Malaikat Jibril memberikan 2
pakaian kepada Muhammad SAW. dan buraq. Lalu, Nabi Muhammad bersabda :
"Wahai Jibril, hari apakah ini ?" Malaikat Jibril menjawab :
"Ini adalah hari kiamat, hari kesedihan, hari penyesalan, hari buraq, hari
perpisahan dan hari pertemuan (dengan Allah SWT.).
Maka, Nabi Muhammad bersabda : “Wahai
Jibril, berilah kabar gembira kepadaku." Dan, Malaikat Jibril menjawab :
"Surga telah dihiasi karena kedatanganmu, sedangkan neraka telah ditutup.”
Lalu, Nabi Muhammad SAW. berkata :
"Bukan itu yang kutanyakan kepadamu, Wahai Jibril, tetapi yang kutanyakan kepadamu
adalah tentang keadaan umatku yang berdosa, jangan-jangan mereka itu kamu
tinggalkan di atas Shirathal Mustaqim.”
Maka, Malaikat Israfil berkata : “Demi Keagungan
Tuhanku, Wahai Muhammad, tidaklah aku meniup sangkakala kebangkitan sebelum
engkau berdiri.” Maka, Nabi Muhammad berkata : "Sekarang berbahagialah
hatiku dan tenanglah mataku.”
Kemudian, Nabi SAW. mengambil mahkota dan
pakaian, lalu beliau memakainya kedua pakaian itu dan segera menaiki buraq.
Makhluk buraq ini mempunyai dua sayap yang
panjangnya antara langit dan bumi, wajahnya mirip manusia, lisannya seperti Orang
Arab, kedua alisnya tebal, kedua tanduknya besar, kedua telinganya tipis dan
kedua telinganya itu terbuat dari Zabarjut yang hijau, kedua matanya berwarna
hitam dan dikatakan mata itu seperti bintang yang bersinar, jambulnya dari
yaqut merah, ekornya bagaikan ekor sapi yang dilapisi dengan emas merah.
Dan dikatakan pula, bahwa buraq itu
keindahannya dengan burung merak di atas khimar dan di bawah keledai. Dikatakan
buraq, karena kecepatan larinya bagaikan kilat.
Dan, ketika Nabi Muhammad SAW. mendekat
hendak menaiki, tiba-tiba buraq itu berguncang, seraya berkata : "Demi Kemuliaan
Tuhanku, tidak ada yang bisa menaiki aku kecuali seorang Nabi dari Bangsa
Hasyim yaitu Ali Abthohiyyi Al Quraisy, dia adalah Muhammad SAW. bin Abdullah
yang membawa misi Al Quran.”
Maka, Nabi Muhammad berkata : "Sayalah Muhammad bin Abdullah."
Maka, Nabi Muhammad berkata : "Sayalah Muhammad bin Abdullah."
Akhirnya, Nabi Muhammad bisa menaiki buraq
tersebut untuk pergi ke surga. Sesampainya Nabi SAW. tiba di surga, lalu Nabi
SAW. merunduk dengan bersujud, kemudian berserulah Dzat Yang Berseru :
"Angkatlah kepalamu, Wahai Muhammad,
ini bukan hari untuk rukuk dan sujud, tetapi hari ini adalah hari hisab dan
pembalasan, angkatlah kepalamu dan memintalah, niscaya kamu akan diberi."
Maka, Nabi Muhammad berkata : "Wahai Tuhanku, apakah yang telah Engkau
janjikan kepadaku untuk umatku ?" Allah menjawab : "Aku memberikan
kepadamu sesuatu apa yang telah kau ridloi."
Sebagaimana Firman Allah SWT. dalam Surat Adh-Dhuha
ayat 5 yang artinya :
“Dan kelak Tuhanmu, pasti memberikan
karunianya kepadamu, lalu kamu menjadi puas.”