Hari Kiamat Part 2 – Suasana Kiamat, Catatan Amalan, dan Padang Mahsyar
Dalam suatu hadits diterangkan : Dahsyatnya
hari kiamat itu adalah ketika seorang hamba waktu di dunia, ketika telah
dikeluarkannya ruh dari jasadnya.
Kedua matanya melotot, kedua hidungnya
keluar ingus, bibir dan jenggotnya sudah jatuh, keringat mengucur di keningnya,
kedua telinganya telah tertutup, lidahnya sudah membeku, sehingga tidak mampu
menjawab dan juga berkata-kata, kedua matanya sudah cekung, otot-ototnya sudah
kendor, persendiannya sudah putus, sudah putus sanak keluarganya dan kekasihnya
sudah membenci dirinya dan kedua Malaikat sudah meninggalkannya.
Maka, tinggallah dia seorang yang kebingungan
dan berubah akal. Yang kemungkinan syetan dapat masuk untuk merampas
keimanannya pada saat yang dahsyat itu. Yang pada saat itu pintu taubat telah
tertutup. Maka, pada waktu itu sebaiknya kalimat yang harus diucapkan ketika
itu hanyalah kalimat syahadat.
Adapun dahsyatnya hari kiamat, ketika
seorang hamba ditolak di akhirat, yaitu tatkala sangkakala ditiup. Maka
bangkitlah semua makhluk dari kuburnya, dan orang yang dianiaya berpegangan
pada orang-orang yang menganiaya, saksinya adalah Para Malaikat, sedangkan yang
menjadi penanya dan hakim seadil-adilnya hanyalah Allah SWT. dan siksa itu ada di
Neraka Jahannam, sedangkan kenikmatan itu ada di surga.
Dan, setiap wanita yang
hamil sama-sama melahirkan kandungannya, engkau lihat manusia dalam keadaan
mabuk, padahal tidak ada sesuatu yang menyebabkan ia mabuk, akan tetapi siksa
Allah itu lebih pedih dan anak-anak kecil jadi berubah pada hari itu.
Sebagaimana Firman Allah SWT. dalam Surat
Al-Muzammil ayat 17, yang artinya sebagai berikut :
“Maka, bagaimana kalian hendak bertaqwa, jika kalian tetap kafir pada hari yang menjadikan anak-anak menjadi berubah.”
Dan, juga Firman Allah SWT. dalam Surat
Yasiin ayat 29, yang artinya sebagai berikut :
“Tiada siksaan atas mereka melainkan dengan satu teriakan suara saja, maka tiba-tiba mereka sama mati.”
Dan, Firman Allah SWT. yang lain dalam Surat
Az-Zumar ayat 73 yang artinya :
“Lalu, orang-orang yang sama takut kepada Allah, mereka akan digiring ke surga dengan kelompok-kelompok.”
Catatan Amal di Hari Kiamat
Diriwayatkan dari Abu Dzarain RA., beliau
berkata bahwa Rasulullah SAW. pernah bersabda :
“Tidak ada bagi seorang mukmin, kecuali baginya disertai lembaran baru setiap hari. Apabilą lembaran tersebut telah ditutup dan tidak ada bacaan istighfar di alamnya, maka gelaplah lembaran tersebut. Dan, apabila lembaran tersebut telah ditutup, tetapi di dalamnya terdapat bacaan istighfar, makà bersinarlah lembaran tersebut.”
Imam Al-Faqih berkata : "Tidak ada
seorang pun di dunia, kecuali pada dirinya disertai 2 Malaikat yang telah
dipasrahi oleh Allah SWT. untuk menjaganya di waktu siang dan malam, serta menulis
semua amal perbuatannya baik yang amal kebajikan maupun amal yang jelek, baik yang
besar maupun yang kecil, serta tempatnya dia melakukan perbuatan.”
Sebagaimana Firman Allah SWT. dalam Surat
Al-Infithar, ayat 10-12 yang artinya sebagai berikut :
“Dan, sesungguhnya padamu semua terdapat Malaikat Penjaga yang mulia dan sebagai penulis (amal perbuatan). Mereka mengetahui apa yang kalian kerjakan."
Kemudian, lembaran amalan tersebut setiap
hari siang dan malam diangkat dan setiap tahun dikumpulkan pada malam
pertengahan Bulan Sya’ban. Dan, dihapus semua perkataan dan perbuatan yang
sia-sia, dan dikumpulkan pula semua kitab tersebut dalam suatu buku perjanjian.
Maka, apabila ia telah tiba ajal seorang hamba,
dikumpulkannya buku-buku perjanjian tersebut di antara yang satu dengan yang
lainnya. Dan, apabila ruh seorang hamba tersebut telah keluar dari jasadnya,
maka ditutuplah kitab tersebut. Kemudian, dikalungkan pada lehernya dan sesudah
ditanda-tangani, maka disertakan kitab-kitab tersebut pada hamba dalam
kuburnya.
Sebagaimana Firman Allah SWT. dalam Surat Bani
Israil, ayat 13 yang berbunyi sebagaimana berikut yang artinya :
"Dan, tiap-tiap manusia itú telah Kami tetapkan amal perbuatannya pada lehernya masing-masing.”
Maksudnya adalah Allah telah mengalungkan
buku catatan amal perbuatan mereka pada lehernya, dan alasan sebab diletakkan
pada leher karena leher tersebut adalah tempat kalung, sebagian dari perhiasan
dari apa yang menghiaskan dan juga tempat keburukan.
Kemudian, Allah keluarkan Kitab tersebut
pada Hari Kiamat kepada seluruh makhłuk dan didapati oleh hamba dalam keadaan
terbuka. Maksudnya, Allah memberikan Kitab tersebut pada hamba dan dikatakan
kepadanya : "Bacalah kitabmu yang telah engkau isi pada waktu di dunia, dan
cukuplah dirimu yang memperhitungkan amal perbuatanmu itu sendiri.”
Dan, ketika Allah mengumpulkan semua
makhluk di tempat lapang pada hari kiamat dan hendak menghitung amał perbuatan
mereka, maka melayanglah kitab-kitab tersebut di atasnya para makhluk bagaikan embun.
Kemudian, ada pemanggil dari hadapan Allah
Yang Maha Penyayang : "Wahai Fulan, ambillah Kitabmu dengan tangan kananmu
! Wahai Fulan, ambillah kitabmu dengan tangan kirimu dan Wahai Fulan, ambillah Kitabmu
dari belakang punggungmu !”
Maka, tidak ada seorang pun yang mampu
mengambil kitabnya, kecuali atas apa yang telah diperintahkan oleh Allah.
Bagi orang-orang yang bertaqwa, kitabnya
diberikan dengan melalui tangan kanannya, apabila orang-orang itu durhaka, maka
kitabnya akan diberikan dengan melalui tangan kirinya. Sedangkan, bagi
orang-orang kafir, kitabnya diberikan dengan melalui arah belakang punggungnya.
Sebagaimana Firman Allah SWT., dalam Surat
Al-Insyiqaq ayat 10-12 yang berbunyi sebagaimana berikut, artinya :
"Adapun, orang-orang yang kitabnya diberikan dari belakang. Maka, ia akan berteriak ; “Celakalah aku.” Dan, ia akan masuk api neraka yang menyala-nyala.”
Pada hari perhitungan itu, manusia memiliki
tiga tingkatan yang berbeda, yaitu perhitungan dengan mudah, mereka itu adalah
golongan orang-orang yang bertaqwa. Perhitungan dengan sangat sulit, lalu orang
orang tersebut dihancurkan, mereka itu adalah golongan orang-orang yang kafir,
dan golongan orang-orang yang dihitung, lalu disiksa dan kemudian dibebaskan
kembali, mereka itu adalah golongan orang-orang yang berbuat maksiat.
Nabi SAW. bersabda, "Seorang hamba
terus-menerus berdiri di hadapan Allah SWT., sehingga ia ditanya tentang umurnya.
Untuk apa umurnya itu dihabiskan? dan ditanyakan mengenai hartanya, dan darimana
harta itu diperoleh dan kemana saja harta itu bisa dihabiskan ?. Kemudian,
ditanyakan apa saja yang terdapat dalam buku catatan amalnya. Dan, ketika telah
sampai pada akhir pertanyaan, maka Allah SWT. berfirman : "Inilah semua
amal amalan kamu dan sesungguhnya semua Malaikat-Ku menambahkan amal kebaikan
itu dalam kitabmu."
Maka, hamba tersebut berkata : “Wahai Tuhanku,
tidak. Akan tetapi, aku yang telah melakukan semua itu.” Kemudian Allah SWT.
berfirman : "Aku-lah yang menutup (dosa-dosamu) di dunia dan Aku ampuni
kamu pada hari ini. Maka, pergilah karena sesungguhnya telah Aku ampuni kamu."
Inilah keadaan orang-orang yang disiksa
dalam hisabnya sampai mereka dibebaskan, berkat kemuliaan Allah SWT. Adapun,
golongan orang-orang yang dihisab dengan mudah yang telah difirmankan oleh Allah
SWT. dalam Surat Al-Insyiqaq, ayat 7-8 yang artinya ;
“Adapun orang yang diberikan kitabnya melalüi tangan kanannya. Maka, ia akan dihisab dengan mudah.”
Rasulullah SAW. pernah ditanya tentang
keadaan hisab yang mudah, Rasulullah SAW. menjawab :
"Seseorang melihat catatan amal perbuatannya, tetapi hanya dilalui saja. Ada yang mengatakan, diumpamakan hisabnya Allah SWT. kepada orang-orang mu'min di Hari Kiamat itu, bagaikan perilaku Nabi Yusuf AS. terhadap saudara-saudaranya.
"Seseorang melihat catatan amal perbuatannya, tetapi hanya dilalui saja. Ada yang mengatakan, diumpamakan hisabnya Allah SWT. kepada orang-orang mu'min di Hari Kiamat itu, bagaikan perilaku Nabi Yusuf AS. terhadap saudara-saudaranya.
Sekiranya dikatakan kepada mereka, tiada
satu hajat pun atas kalian pada hari ini. Kemudian, Allah SWT. berfirman kepada
hambanya : “Wahai hamba-hambaku, janganlah kalian semua merasa takut, dan
jangan pula kamu merasa bersedih."
Demikian pula kata-kata Nabi Yusuf AS.
kepada saudara-saudaranya, "Apakah kalian mengetahui apa yang telah kalian
perbuat terhadap Yusuf ?” Demikian juga firman Allah SWT. kepada hambanya : “Tahukah
kalian, apakah yang kalian perbuat ketika kalian mengingkari perintah-Ku ?
Ingatlah, kalian apa yang kalian perbuat ketika kalian ingkar ?"
Di dalam suatu hadits diterangkan, apabila
Allah SWT. menghendaki untuk menghisab (amal perbuatan) semua makhluknya, maka
berserulah dari Sisi Allah Yang Maha Penyayang : "Di manakah Nabi Bangsa
Hasyim.”
Maka datanglah Rasulullah SAW. kepada
Tuhannya dengan memuji kebesaran-Nya dan menyanjungnya, maka heranlah semua
makhluk kepada Rasulullah SAW. Kemudian, Rasulullah SAW. memohon kepada Tuhan
agar tidak membukakan kejelekan para umatnya. Maka Allah SWT. berfirman : “Tampakkanlah
umat-umatmu wahai Muhammad.”
Maka, beliau menunjukkan mereka itu dan
bangunlah mereka satu-persatu di atas kuburnya, kemudian dihisablah mereka
dengan hisaban yang mudah, tidak dimurkai dan dijadikan semua amal-amal
buruknya dalam catatan amal mereka, mahkota emas dihiasi dengan intan dan permata
dipasang di atas kepalanya, dikenakan dengan 70 jenis pakaian pada tubuhnya, tiga
gelang dari emas, perak, dan mutiara dikenakan pada tangannya.
Lalu, kembalilah dia pada
saudara-saudaranya yang mukmin, sedangkan mereka tiada mengerti lantaran bagus
dan kesempurnaannya. Dan, kitab catatan amal baik berada di sebelah kanannya
dengan selamat dari siksaan api neraka dan kekal abadi di dalam surga.
Maka, ia
berkata (kepada saudaranya yang mu'min) : "Apakah kalian tidak mengenal
aku ?, aku adalah Fulan bin Fulan. Aku telah memuliakan kepada Allah SWT., dan
Dia telah membebaskan aku dari api neraka, serta mengekalkan aku di dalam
surga.”
Sebàgaimana Firman Allah SWT. dalam Surat Al-Insyiqaq
ayat 7-9 yang artinya :
“Adapun orang yang diberikan kitabnya dari arah sebelah kanannya, maka dihisablah ia dengan hisaban yang mudah. Dan, ia akan kembali kepada keluarganya dengan gembira. Adapun orang yang kitabnya diberikan dari arah kirinya, maka ia berkata : "Semoga aku tidak diberi kitab (catatan amal perbuatan).”
Sebagaimana Firman Allah SWT. dalam Surat Al-Ma'arij,
ayat 25-26, yang artinya :
“Adapun orang yang kitabnya diberikan dari arah kirinya, maka ia berkata : Alangkah baiknya jika Kitab itu tidak diberikan dan aku tidak tahu terhadap hisaban (amal perbuatan).”
Dan, setiap kebaikan yang dikerjakan telah
nampak dalam kitabnya, sedangkan setiap kejahatan dan dosa yang telah ia kerjakan
telah nampak pada bagian luar kitabnya.
Dan, barangsiapa yang diberikan kitab
amalnya dari sebelah kiri, maka dia berada dalam siksaan meskipun dia mempunyai
kebaikan. Mereka itu adalah golongan orang-orana kafir, karena sesungguhnya
kebaikan yang bersama kekufuran, itu tidak ada pahalanya.
Di antara ciri-ciri keadaan orang kafir, yaitu
tubuhnya seperti Gunung Hira' dan Gunung Abi Qubais dijadikan satu, Kedua
gunung tersebut berada di Mekkah.
Di kepalanya terpasang mahkota dan api
neraka, pakaiannya dari tembaga yang meleleh dikenakan pada tubuhnya dengan
bara api yang telah terpasang pada lehernya, maka menyalalah dia. Kedua
tangannya dibelenggu sampai leher, wajahnya hangus, dan matanya melotot.
Kemudian dia (kafir) kembali kepada saudara-saudaranya.
Tatkala saudaranya melihat dirinya, mereka
sama-sama terkejut dan lari menjauhi dirinya. Para saudaranya juga seakan-akan
sama sekali tidak mengetahuinya, sehingga ia berkata : “Aku adalah Fulan bin Fulan.”
Kemudian, Malaikat menarik wajahnya ke
neraka. Mereka inilah orang-orang kafir, yang kitabnya diberikan dari sebelah
kiri tangannya. Akan tetapi, mereka tidak bisa mengambil kitab itu dengan
tangan kirinya, kemudian tangan kirinya ditarik ke arah belakang punggung
mereka.
Dikumpulkan di Padang Mahsyar
Di dalam hadits dikisahkan, bahwasannya
orang-orang kafir digiring dengan telapak kakinya, sedangkan orang-orang mu'min
digiring dengan binatang kurban mereka sebagai kendaraannya. Ali Karramallahu
Wajhah berkata : "Orang-orang Mu'min dikumpulkan dengan mengendarai
binatang-binatang kurbannya pada hari kiamat.”
Allah SWT, berfirman pada saat itu :
"Wahai Para Malaikat-Ku, janganlah kalian giring hamba-hamba-Ku dengan
berjalan. Akan tetapi, naikkanlah mereka di atas binatang-binatang kurban
mereka.”
Ada pula yang mengatakan, bahwasanya semua
makhluk di permulaan hari kiamat terdiri dari 120 baris dan setiap baris jaraknya
sekitar perjalanan 40 tahun, dan lebarnya untuk setiap baris jaraknya sejauh perjalanan
20 tahun. 3 baris merupakan barisan orang-orang yang beriman, sedangkan sisanya
adalah barisan orang-orang kafir.
Rasulullah SAW. bersabda : “Sesungguhnya
umatku terdiri dari 120 baris." Dan, inilah hadits yang paling shahih,
mengenai sifat dan kebenaran orang-orang mukmin bahwa mereka itu putih-putih,
wajahnya bersinar serta bercahaya akibat dari air wudhu. Sedangkan, keberadaan
orang orang kafir itu wajahnya hitam pekat dan bergandengan tangan bersama-sama
syetan.
Malaikat Israfil dan Sangkakala
Malaikat Israfil AS. itu mempunyai tanduk dan
Allah SWT. telah menjadikan Lauhul Mahfudz dari intan yang putih, yang
panjangnya antara langit dan bumi dikali tujuh, kemudian Dia menggantungkannya
di Arsy. Segala sesuatu yang telah ditulis dalam Lauhul Mahfudz, yaitu sesuatu
yang tetap sampai datangnya hari kiamat.
Dan, telah diletakkan sangkakala pada
pahanya sebelah kanan, sedangkan kepala sangkakala itu pada mulutnya. Maka,
Malaikat Israfil tinggal menunggu perintah dari Allah SWT. mengenai kapan
datangnya perintah itu, maka ia tinggal meniup sangkakala itu dan apabila telah
cukup usia dunia.
Maka, mendekatlah sangkakala itu pada wajah
Malaikat Israfil, kemudian ia mengumpulkan keempat sayap-sayapnya itu dan
ditiuplah sangkakala tersebut.
Dan ada yang mengatakan, bahwasanya Malaikat
lzrail (Maut) menjadikan salah satu dari telapak tangannya di bawah bumi yang
ketujuh sedangkan yang lain di atas langit yang ketujuh. Maka, ia mencabut
seluruh ruhnya penghuni langit dan bumi.
Tiada satu makhluk pun yang tersisa kecuali
Iblis Laknatullah 'Alaih dan tidak tersisa makhluk yang tinggal di langit
kecuali Malaikat Jibril, Israfil, lzrail, Hammalatul Arsy (Malaikat Pemikul
Arsy). Keempat Malaikat itulah yang termasuk makhluk yang dikecualikan oleh
Allah SWT. sampai batas waktu yang diperintahkan.
Allah SWT. berfirman dalam Surat Az-Zumar, Ayat
68 yang berbunyi sebagai berikut artinya :
“Dan ketika sangkakala ditiup, maka matilah
semua yang ada di langit dan ada yang di bumi, kecuali siapa saja yang
dikehendaki oleh Allah SWT.”
Sahabat Khudzaifah bertanya kepada
Rasulullah SAW. : "Ya Rasulullah, bagaimana keadaan makhluk ketika
sangkakala itu ditiup ?”
Maka Rasulullah SAW. menjawab : “Wahai Khudzaifah, Demi
Dzat yang menciptakan diriku dalam kekuasaannya, di saat sangkakala itu ditiup,
maka terjadilah Peristiwa hari Kiamat. Seseorang yang mengangkat sesuap makanan
ke mulutnya, maka belum sampai ia makan suapan itu, sudah terjadi kiamat, dan
kendi yang berada di mulutnya seseorang yang hendak meminumnya, maka ia belum
meminum air kendi itu, sudah terjadi kiamat."