Hari Kiamat Part 1 – Naungan, Panji Bendera, dan Hewan Yang Bakal Masuk Surga
Ketika telah tiba Hari Kiamat, maka Allah
SWT. mengumpulkan semua makhluk mulai dari yang pertama sampai yang terakhir di
suatu tempat yang merata, dan matahari didekatkan di atas kepala mereka, yang
pada waktu itu panas matahari bertambah kuat, maka keluarlah batang-batang
leher api neraka bagaikan mendung, kemudian ada panggilan dari hadapan Allah SWT.
: “Wahai semua makhluk, berangkatlah ke naungan itu.”
Maka, berangkatlah mereka dan terbagi
menjadi 3 kelompok, yaitu kelompok yang pertama adalah kelompok orang-orang
yang mukmin, yang kedua adalah kelompok orang-orang munafiq dan yang ketiga
adalah orang-orang kafir. Ketika mereka telah sampai pada naungan itu, maka
berubahlah naungan itu menjadi 3 bagian yaitu bagian yang pertama berupa api
panas, yang kedua berupa asap dan yang ketiga berupa cahaya.
Sebagaimana firman Allah SWT. dalam Surah
Al-Mursalat ayat 30 yang bunyinya sebagai berikut yang artinya :
“Berangkatlah kalian pada naungan yang mempunyai 3 cabang.”
Dan, naungan api yang panas itu berada di
atas kepala orang-orang munafiq, karena sesungguhnya mereka itu sama memelihara
panasnya di dalam dunia. Sebagaimana firman Allah SWT. dalam Surat At-Taubah
ayat 81 yang artinya sebagai berikut :
“Dan berkatalah : Janganlah kalian pergi ke tempat yang panas. Katakanlah : Bahwa api neraka Jahannam itu adalah sangat panas, jika mereka mengetahui.”
Asap itu berada tepat di atas kepala
orang-orang kafir, karena sesungguhnya mereka selalu dalam cahaya di dunia
(kemewahan-kemewahan di dunia) sewaktu hidup di dunia dan di akhirat dalam
kegelapan. Sebagaimana firman Allah SWT. dalam Surat Al-Baqarah ayat 257 yang
artinya :
“Syetan-syetan itu mengeluarkan mereka dari cahaya yang terang menuju kegelapan.”
Dan, cahaya itu berada di atas kepalanya
orang mukmin, karena sesungguhnya mereka berada di dunia dalam keadaan
kegelapan waktu hidup di dunia dan untuk di akhirat, mereka berada di tempat
cahaya. Sebagaimana firman Allah SWT. dalam Surat Al-Baqarah ayat 257 yang
artinya :
“Allah-lah pelindung orang-orang beriman. Dia (Allah) mengeluarkan mereka dari kegelapan ke cahaya yang terang.”
Dan, Allah berfirman dalam Surah Al-Hadid
ayat 12 dalam mensifati orang-orang mukmin pada Hari Kiamat yang artinya :
“Pada suatu hari, kalian akan menyaksikan cahaya orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan, sedangkan cahaya mereka bersinar di hadapan dan di sebelah kanan kiri mereka, (dikatakan kepada mereka) : Pada hari ini, ada berita gembira untukmu, yaitu surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai yang kamu kekal di dalamnya, itulah kebenaran Tuhan Yang Maha Besar.”
Rasulullah SAW. bersabda : “Ada 7 golongan
yang diberi naungan oleh Allah SWT. di bawah naungan Arsy, di mana pada hari
itu tidak ada naungan kecuali naungannya Allah SWT. orang yang mendapat naungan
tersebut adalah yang pertama : Pemimpin yang adil, kedua : Pemuda yang giat
beribadah kepada Allah SWT., ketiga : Dua orang yang saling mencintai karena
Allah SWT., keempat : Pemuda yang diajak berbuat zina oleh perempuan yang
cantik, seraya berkata : Aku takut kepada Allah, Tuhan Semesta Allah. Yang
kelima : Seseorang yang selalu ingat kepada Allah di waktu sunyi serta air
matanya mengalir, karena dari rasa
takutnya kepada Allah SWT. Keenam : Orang-orang bersedekah secara diam-diam (sembunyi-sembunyi).
Dan, yang ketujuh adalah : Orang-orang yang menggantungkan hatinya pada
masjid-masjid.”
Rasulullah SAW. bersabda : Apabila Allah
SWT. telah mengumpulkan para makhluk, maka ada pemanggil dari hadapan Allah
SWT. “Dimanakah orang-orang mulia ?” Maka berdirilah mereka dan mereka berjalan
dengan cepat sekali menuju ke surga. Maka Para Malaikat menyambut mereka seraya
berkata, “Sesungguhnya kami telah melihat kalian berjalan dengan cepat ke
surga, siapakah kalian itu ?”
Maka mereka menjawab : “Kami adalah golongan
orang-orang yang mulia.” Kemudian, Para Malaikat bertanya lagi, “Apakah
Kemuliaan itu ?” Lalu, mereka menjawab : “Apabila kami dianiaya, maka kami
bersabar. Apabila kami disalahi, maka kami memaafkan dan senantiasa bersabar untuk
menjauhi kemaksiatan kepada Allah Ta’ala.” Maka Para Malaikat berkata : “Masuklah
kalian semua ke surga.”
Kemudian ada pemanggil dari hadapan Allah
SWT. : "Dimanakah orang-orang yang bersabar ?" Maka berdirilah sekelompok
orang yang berlari cepat menuju ke surga. Maka Para Malaikat menyambut mereka,
seraya berkata : Kami lihat kalian berjalan dengan cepat ke surga, siapakah
kalian ini ?" Mereka menjawab : “Kami inilah orang orang yang bersabar."
Maka Para Malaikat bertanya : "Apakah kesabaran kalian ?" Mereka
menjawab “Kami ini bersabar atas ketaatan kepada Allah SWT. serta menjauhi kedurhakaan
kepada-Nya". Maka Malaikat berkata: "Masuklah kalian semua ke surga.”
Kemudian ada pemanggil lagi dari hadapan
Allah SWT. : “Dimanakah kelompok orang-orang yang saling berkasih-sayang karena
Allah SWT. " Maka berdirilah kelompok manusia lantas lari dengan cepat ke
surga. Maka Para Malaikat menyambut mereka, seraya berkata: "Sesungguhnya
kami telah melihat kalian berlari dengan cepat ke surga. Siapakah kalian ?"
Lalu mereka menjawab : "Kami ini adalah orang-orang yang saling mengasihi
di jalan Allah dan saling berjanji karena-Nya." Kemudian Para Malaikat berkata
: "Masuklah kalian semua ke Surga.”
Rasulullah SAW. bersabda : Neraca itu
dipasang sesudah mereka masuk ke surga dan dipasang menurut hitungan mereka yang
masuk surga. Adapun Bendera Ahmad itu berada di atas langit. Dan,
Rasulullah pernah ditanya oleh para sahabat tentang panjang dan lebar bendera tersebut,
maka Rasulullah menjawab : "Panjangnya bendera itu kira-kira perjalanan
selama 1000 tahun dan di bendera itu tertulis sebuah kalimat :
LAA ILAAHA ILLALLAH MUHAMMADUR RASUULULLAAH
Sedangkan lebar bendera ini adalah
kira-kira jarak antara langit dan bumi, gerigi-geriginya terbuat dari Yaqut Merah,
pegangannya terbuat dari Perak Putih dan Zabarjud yang hijau. Bendera itu
mempunyai tiga kaki dari cahaya, satu kaki berada di timur, satunya lagi berada
di barat dan yang lainnya berada di tengah-tengah dunia, yang tertulis pada masing-masing
kaki tersebut tiga baris kalimat,
- Yang pertama, kalimat basmalah : BISMIILLAAHIR ROHMAANIR ROHIIM,
- Yang kedua, kalimat hamdalah : ALHAMDULILLAAHI RABBIL 'AALAMIIN
- Yang ketiga, kalimat syahadat : LAA ILAAHA ILLALLAAHU MUHAMMADUR RASUULULLAAH
Panjangnya setiap baris dari kalimat itu
kira-kira perjalanan 1000 tahun dan di sekitar bendera tersebut terdapat
bendera lagi sebanyak 70.000 bendera, yang di bawah masing-masing bendera tersebut
terdapat 70.000 baris Para Malaikat. Dan, dalam setiap baris itu terdapat
500.000 Malaikat yang sama membaca tasbih dan mensucikan kepada Allah SWT.
Al-Jurjaniy berkata : Beliau menjelaskan
tentang makna bendera "Ahmad” yang disabdakan oleh Rasulullah SAW., bahwa
bendera "Ahmad" itu berada dalam kekuasaanku. Sesungguhnya, apabila
telah tiba hari kiamat, maka bendera itu ditancapkan di hadapan Rasulullah SAW.
sedangkan orang-orang mukmin sejak zaman Nabi Adam AS., dan pada umat yang
mengalami peristiwa terjadinya hari kiamat tersebut, mereka berada di
sekelilingnya.
Adapun orang-orang kafir berada dalam suatu
peristirahatan api neraka. Selama bendera itu masih ditancapkan dan apabila
bendera lersebut dipindahkan, maka pada saat itulah orang-orang kafir digiring
ke neraka.
Diriwayatkan dalam suatu hadits, apabila
telah tiba hari kiamat, maka akan dikibarkanlah :
- Bendera Kebenaran untuk Abu Bakar RA. dan orang-orang yang benar di bawah naungan bendera tersebut.
- Bendera Fuqaha untuk Mu'adz bin Jabal RA. dan orang-orang yang ahli fiqih di bawah naungan bendera tersebut.
- Bendera Zuhud untuk Abi Darrin RA. dan orang-orang yang zuhud di bawah naungan bendera tersebut.
- Bendera Faqir untuk Abi Darda' RA. dan orang-orang yang fakir di bawah naungan bendera tersebut.
- Bendera Dermawan untuk Usman RA. dan orang-orang yang dermawan di bawah naungan bendera tersebut.
- Bendera Syuhada' untuk Ali bin Abi Thalib RA. dari orang-orang yang mati syahid di bawah naungan bendera tersebut.
- Bendera Qurra untuk Ubaiy bin Ka'ab RA. dan orang-orang yang Ahli Qari' di bawah naungan bendera tersebut.
- Bendera Muadzin untuk Bilal bin Ra’bah RA. dan orang-orang yang Ahli Muadzin di bawah naungan bendera tersebut.
- Bendera Orang yang dibunuh dengan aniaya untuk Husain RA. (Cucu Rasulullah) beserta orang-orang yang dibunuh dengan aniaya di bawah naungan bendera tersebut.
Maka Allah SWT. berfirman yang artinya :
"Pada suatu hari, Kami panggil setiap orang dengan pemimpin-pemimpin mereka.” (QS. Bani Israel : ayat 71).
Dalam suatu hadits diriwayatkan, bahwasanya
ketika telah tiba hari kiamat, maka bangkitlah para makhluk dalam keadaan yang
sangat halus, sampai keringat menutupi seluruh tubuh mereka. Lalu Allah SWT. mengutus
Malaikat Jibril AS. kepada Nabi Muhammad SAW., maka berkatalah Jibril :
"Wahai Muhammad, katakanlah kepada umatmu agar berdo'a kepadaku dengan menyebut
sebuah nama, sebagaimana kamu berdo'a kepadaku sewaktu di dunia ketika dalam
keadaan kesulitan."
Maka, Nabi Muhammad menyeru kepada umatnya
untuk berdo'a, sebagaimana yang dianjurkan oleh Malaikat Jibril AS. Kemudian
mereka sama-sama mengucapkan sebuah kalimat :
BISMILLAAHIR ROHMAANIR ROHIIM
Maka saat itulah Allah SWT. memberikan
keputusan hukum di antara para makhluk, seraya berfirman kepada semua umat, "Seandainya
kalian tidak mengingatku dengan nama tersebut, sungguh hendak-Ku panjangkan
keputusan hukum ini sampai 100 tahun lamanya."
Kemudian Allah SWT. mengadili semua hewan
buas, hewan ternak hingga hewan-hewan bertanduk. Setelah keputusan hukum yang
berlaku pada para hewan itu usai, Allah SWT. berfirman : "Jadilah kalian
semua menjadi debu." Ketika terjadi kejadian itu, orang-orang kafir
berkata : "Alangkah baiknya kalau saya menjadi debu."
Imam Muqatil berkata : "Ada 10
binatang yang akan masuk surga," di antaranya ialah.
- Untanya Nabi Sholih.
- Anak sapinya Nabi Ibrahim.
- Kambing gibasnya Nabi Ismail.
- Sapinya Nabi Musa.
- Ikannya Nabi Yunus.
- Khimarnya Nabi Uzair.
- Sernutnya Nabi Sulaiman.
- Burung hud-hudnya Ratu Bakqis.
- Untanya Nabi Muhammad SAW.
- Anjingnya Ashabul Kahfi.
Kemudian Allah merubah anjing itu menjadi
seekor kambing gibas, kemudian memasukkannya ke dalam surga. Apakah kalian
mengetahui, sesungguhnya anjing itu dapat masuk surga di tengah-tengan para kekasıhnya,
dan orang yang maksiat tidak ditolak di dalam membawa tauhid selama 50 tahun.
Tidak pula tertolak dari rahmat Allah SWT., sedangkan nama anjing itu diganti
dengan sebutan yang lain yaitu : Zaail, Tawaarum, Qidmir dan Huuban, sedangkan
warna anjing itu adalah kuning.
Dikatakan pada hari kiamat nanti, akan
didatangkan seorang yang alim dari kalangan umatnya Nabi Muhammad, kemudian
orang alim itu dihaturkan ke hadapan Allah SWT. Maka Dia berfirman : “Wahai
Jibril, peganglah tangan orang alim itu, lalu bawalah dia ke Nabi-nya (Nabi Muhammad SAW.)"
Maka, dibawalah dia ke Nabi Muhammad, yang
pada waktu itu Nabi SAW. berada di tepi telaga Kautsar, sedang memberi minum orang-orang
dengan bejana. Kemudian pada giliran para ulama', maka Nabi SAW. berdiri untuk
memberi minum para ulama' dengan telapak tangannya.
Kemudian, orang-orang sama-sama bertanya :
"Ya Rasulullah, mengapa Engkau beri minum orang-orang itu dengan wadah,
sedangkan para ulama' dengan telapak tanganmu ?" Maka Rasulullah SAW. menjawab:
"Ya, karena orang-orang tersebut waktu di dunia sibuk dengan perdagangan,
sedangkan para ulama' sibuk dengan ilmu."
Imam Al-Faqih berkata : Lebih
utama-utamanya amal perbuatan adalah mengasihi kepada walinya Allah SWT. dan
membenci terhadap musuh-musuh-Nya. Dan, telah diterangkan dalam suatu hadits tentang
pendapat tersebut, sesungguhnya Nabi Musa AS. ketika bermunajat kepada-Nya.
Maka Allah Ta’ala berfirman : "Apakah engkau
telah lakukan untuk-Ku suatu amal perbuatan?" Nabi Musa AS. menjawab :
" Ya Tuhanku, kami telah melakukan shalat, berpuasa, bersedekah,
bertasbih, bertahmid, membaca kitab dan berdzikir hanyalah untuk-Mu."
Maka Allah SWT. berfirman : "Wahai
Musa, adapun sesungguhnya shalatmu itu sebagai bukti bagimu, puasa itu sebagai perisai
bagimu, sedekah itu sebagai naungan bagimu, tasbih itu sebagai pepohonan di
dalam surga, adapun bacaan kitab-Ku sebagai gedung dan bidadari bagimu, dzikirmu
pada-Ku sebagai cahaya bagimu. Jadi semua ini hanyalah untukmu. Lantas amalmu
yang mana yang telah engkau lakukan untuk diri-Ku?".
Maka Nabi Musa menjawab : “Ya Tuhanku,
tunjukkanlah kepadaku perbuatan yang mana yang harus aku lakukan untuk-Mu? "
Lalu Allah SWT., berfirman : “ Wahai Musa, adakah Engkau mengasihi
wali-wali-Ku, demi Aku dan membenci musuh musuh-Ku hanya demi Aku ?" Akhirnya
Nabi Musa menjadi mengerti, bahwa amal perbuatan paling utama seutamanya adalah
mengasihi yang dikasihi oleh Allah, dan membenci yang dibenci oleh Allah.
Kemudian Allah SWT. memutuskan hukum di antara
para makhluk, ketika mereka berdiri di hadapan Tuhannya. Lalu, Dia mengatakan
kepada mereka, "Dimanakah orang-orang yang mempunyai perkara penganiayaan ?"
Kemudian, datanglah 2 orang maju ke depan dan selanjutnya diambil-lah seluruh kebaikan
dari orang yang menganiaya untuk diberikan kepada orang yang dianiaya.
Pada hari ini, tidak ada dinar maupun
dirham yang berharga. Maka, dibayarkan kebaikan orang yang menganiaya
terus-menerus untuk diberikan kepada orang yang dianiaya. Kemudian, diambillah
dari semua keburukan orang-orang yang dianiaya, untuk diberikan kepada orang-orang
yang menganiaya. Maka, ketika telah habis kebaikannya (orang yang menganiaya)
lalu dikatakan kepada mereka : "Kembalilah kepada ibumu, yaitu Neraka Hawiyah."
Maka pada hari ini, tidak ada suatu
penganiayaan dan sesungguhnya Allah itu adalah Dzat yang mempercepat hisab,
maksudnya lebih cepat dalam memberikan pembalasan.
Karena adanya pendapat ini di dalam hadits
diterangkan : Allah SWT. memberikan wahyu kepada Nabi Musa AS. ; " Wahai
Musa, katakanlah kepada umatmu, jika mereka berbudi pekerti yang luhur hanya
satu saja, maka Aku akan memasukkan mereka ke dalam surga."
Nabi Musa bertanya
: " Amalan apakah itu ?" Lalu Allah SWT. berfirman : " Agar mereka
ridho terhadap musuh-musuh mereka. " Nabi Musa bertanya : " Ya
Tuhanku, bagaimana kalau mereka sudah meninggal? "
Lalu Allah SWT. berfirman : " Sesungguhnya
Aku adakah Dzat yang hidup dan tidak akan mati selama-lamanya. Katakanlah
kepada mereka agar mereka ridho kepada-Ku, Nabi Musa bertanya lagi : "Bagaimanakah
caranya ?"
Maka Allah SWT. berfirman : "Dengan empat perkara, yaitu :
Yang pertama dengan penyesalan dalam hati, kedua dengan memohon ampun dengan
lisan, ketiga dengan mengalirkan air mata dan yang keempat dibuktikan dengan
amal perbuatan."