Jauhi 5 Kebiasaan Ini Yang Membuat Kualitas Hidupmu Semakin Menurun
Dalam buku The Secret of Mindset yang ditulis oleh Adi W.
Gunawan, bila kita hendak mengubah diri kita, yang harus kita ubah adalah
belief kita. Kualitas hidup manusia berbanding lurus dengan kualitas belief
atau belief system yang ada dalam pikiran bawah sadar kita.
Belief atau keyakinan yang salah dan menyimpanglah yang
memiliki kontribusi terciptanya mental block. Berikut inilah, 5 kebiasaan yang
bisa menciptakan keyakinan yang salah pada pikiran kamu.
1. Bad Self Image
Jack Canfield, Pakar Kepercayaan Diri dan Penulis Buku dari Amerika Serikat menyampaikan hasil riset yang dilakukan
terhadap anak-anak mengenai berapa banyak komentar positif dan negative yang ia
terima.
Hasilnya, rata-rata setiap anak menerima
460 komentar negative dan hanya 75 komentar positif. Hingga kemudian, komentar negative
yang setiap hari ia dapatkan membuat si anak itu merasa bahwa seperti itulah ia
yang sebenarnya.
Citra diri menggambarkan kondisi diri yang
merupakan akumulasi dari gambaran yang kita ciptakan yang terpatri dalam otak
bawah sadar kita. Ia kemudian menentukan tentang bagaimana kita menghargai diri
kita sendiri dan menghormati diri sendiri. Ketika kita mau dan mampu menghargai
diri sendiri, maka kita memiliki citra diri yang positif. Sebaliknya, ketika
kita tidak bisa menghargai diri sendiri, maka citra diri kita menjadi negative.
2. Bad Experience
Traumatic Syndrome atau pengalaman buruk
yang terjadi di masa lalu, merupakan salah satu factor penyebab terbentuknya
mental block. Pengalaman ini bisa
dialami oleh diri sendiri atau penuturan orang lain yang menyebabkan ia sulit
menerima keadaan yang sebenarnya.
Hal ini kemudian membuat ia menjadi penakut
dan sulit mengambil keputusan. Apalagi jika trauma ini telah mengakar cukup
lama dalam pikiran bawah sadar, maka akan semakin sulit untuk disembuhkan,
kecuali orang tersebut mempunyai keinginan yang kuat untuk mengatasinya.
3. Bad Environment
Lingkungan, secara sosio-kultural mencakup
segenap stimulasi, interaksi, dan kondisi eksternal dalam hubungannya dengan
perlakuan atau karya orang lain terhadap individu. Lingkungan yang buruk akan
mempengaruhi seseorang ke arah negative.
Seseorang yang awalnya optimis, pekerja
keras, punya semangat tinggi dan motivasi yang kuat, jika berada dalam
lingkungan negative, lambat laun juga akan terpengaruh. Lingkungan yang buruk
akan menjadi penghambat seseorang untuk berhasil.
4. Bad Reference
Seseorang yang mempunyai rujukan yang
buruk, akan menghambat ia untuk maju. Misalnya, dalam keluarga, seorang akan
mempunyai rujukan sang ayah yang gemar berjudi. Hingga akhirnya, ia menganggap
judi adalah bagian dari hidupnya. Maka, ketika anak itu telah mulai bekerja,
berapapun besar penghasilannya, ia akan kembali ke meja judi dan menghabiskan
uangnya itu.
Hingga modalnya habis, ia tidak bisa juga
menabung. Uang yang harusnya dapat digunakan untuk mengembangkan diri dan
karirnya, akhirnya hilang begitu saja dan ia pun tidak merasa salah, karena
rujukannya pun melakukan hal yang sama.
5. Bad Education
Seorang anak berlarian dengan gembira. Saking
gembiranya, ia tidak berhati-hati hingga terpeleset dan menangis kesakitan. Sang
ibu yang begitu sayang, berusaha melakukan segala cara untuk menghibur sang
anak. Biasanya, senjata pamungkasnya sang ibu adalah menyalahkan lantai yang
licin atau kodok yang melompat (padahal tidak ada kodok). Kebiasaan menyalahkan
lingkungan ini, kemudian terekam dalam pikiran anak. Hingga ketika ia dewasa,
ia terbiasa menyalahkan lingkungannya atas kegagalan atau musibah yang menimpa
dirinya.
Pendidikan tidak hanya terbatas pada
pendidikan formal di sekolah. Justru, pendidikan di dalam rumah yang akan
menentukan karakter sang anak.
Semoga artikel di atas bisa membantu kamu terkait informasi yang sedang kamu cari, dan dapat menambah wawasan pengetahuan yang memenuhi asupanmu. Jika ada pertanyaan, silahkan ditulis pada kolom komentar dibawah ini.
See You Next Time….
Sumber Referensi : Buku Passion For Millenial People, Dinar
Apriyanto